Bagian II: Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia

INDUSTRI TESKTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) INDONESIA secara teknis dan struktur terbagi dalam tiga sektor industri yang lengkap, vertikal dan terintegrasi dari hulu sampai hilir, yaitu:

  1. Sektor Industri Hulu (upstream), adalah industri yang memproduksi serat/fiber (natural fiber dan man-made fiber atau synthetic) dan proses pemintalan (spinning) menjadi produk benang (unblended dan blended yarn). Industrinya bersifat padat modal, full automatic, berskala besar, jumlah tenaga kerja realtif kecil dan out put pertenagakerjanya besar.
  2. Sektor Industri Menengah (midstream), meliputi proses penganyaman (interlacing) benang enjadi kain mentah lembaran (grey fabric) melalui proses pertenunan (weaving) dan rajut (knitting) yang kemudian diolah lebih lanjut melalui proses pengolahan pencelupan (dyeing), penyempurnaan (finishing) dan pencapan (printing) menjadi kain-jadi. Sifat dari industrinya semi padat modal, teknologi madya dan modern – berkembang terus, dan jumlah tenaga kerjanya lebih besar dari sektor industri hulu.
  3. Sektor Industri Hilir (downstream), adalah industri manufaktur pakaian jadi (garment) termasuk proses cutting, sewing, washing dan finishing yang menghasilkan ready-made garment. Pada sektor inilah yang paling banyak menyerap tenaga kerja sehingga sifat industrinya adalah padat karya.

KOMODITI INDUSTRI TPT INDONESIA berdasarkan ekspor dengan harmonize system (HS) 6 digit adalah sebagai berikut:

  • Serat (fibres), yaitu serat alami (silk, wool, cotton) dan serat buatan (man-made fiber).
  • Benang (yarn), yaitu silk, wool, cotton, filament, dan staple fiber.
  • Kain (fabric), yaitu woven (silk, wool, cotton, filament, staple), felt, non-woven, woven file fabric, terry towelling fabric, gauze, tulle and others net fabric, lace, narrow woven fabric, woven badges and similar, braids in the piece, woven fabric of metal thread, embroidery, quilted textile product, impregnated, coated covered or laminated textile fabric, knitted fabric.
  • Pakaian jadi (garment) dari knitted and non-knitted.
  • Lainnya (others), yaitu carpet (floor covering, tapestry), wedding, thread cord, label, badges, braid & similar, house/tube textile, conveyor belt, textile product of technical uses, others made up textile articles.

SEJARAH PERTEKSTILAN INDONESIA secara pasti sejak kapan awal keberadaan industri TPT di indonesia tidak dapat dipastikan, namun kemampuan masyarakat Indonesia dalam hal menenun dan merajut pakaiannya sendiri sudah dimulai sejak adanya kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia dalam bentuk kerajinan, yaitu tenun-menenun dan membatik yang hanya berkembang disekitar lingkungan istana dan juga ditujukan hanya untuk kepentingan seni dan budaya serta dikonsumsi/digunakan sendiri.

Sejarah pertekstilan Indonesia dapat dikatakan dimulai dari industri rumahan tahun 1929 dimulai dari sub-sektor pertenunan (weaving) dan perajutan (knitting) dengan menggunakan alat Textile Inrichting Bandung (TIB) Gethouw atau yang dikenal dengan nama Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang diciptakan oleh Daalennoord pada tahun 1926 dengan produknya berupa tekstil tradisional seperti sarung, kain panjang, lurik, stagen (sabuk), dan selendang. Penggunaan ATBM mulai tergeser oleh Alat Tenun Mesin (ATM) yang pertama kali digunakan pada tahun 1939 di Majalaya-Jawa Barat, dimana di daerah tersebut mendapat pasokan listrik pada tahun 1935. Dan sejak itu industri TPT Indonesia mulai memasuki era teknologi dengan menggunakan ATM.

Tahun 1960-an, sesuai dengan iklim ekonomi terpimpin, pemerintah Indonesia membentuk Organisasi Perusahaan Sejenis (OPS) yang antara lain seperti OPS Tenun Mesin; OPS Tenun Tangan; OPS Perajutan; OPS Batik; dan lain sebagainya yang dikoordinir oleh Gabungan Perusahaan Sejenis (GPS) Tekstil dimana pengurus GPS Tekstil tersebut ditetapkan dan diangkat oleh Menteri Perindustrian Rakyat dengan perkembangannya sebagai berikut:

  • Pertengahan tahun 1965-an, OPS dan GPS dilebur menjadi satu dengan nama OPS Tekstil dengan beberapa bagian menurut jenisnya atau sub-sektornya, yaitu pemintalan (spinning); pertenunan (weaving); perajutan (knitting); dan penyempurnaan (finishing).
  • Menjelang tahun 1970, berdirilah berbagai organisasi seperti Perteksi; Printer’s Club (kemudian menjadi Textile Club); perusahaan milik pemerintah (Industri Sandang, Pinda Sandang Jabar, Pinda Sandang Jateng, Pinda Sandang Jatim), dan Koperasi (GKBI, Inkopteksi).
  • Tanggal 17 Juni 1974, organisasi-organisasi tersebut melaksanakan Kongres yang hasilnya menyepakati mendirikan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan sekaligus menjadi anggota API.

FASE PERKEMBANGAN INDUSTRI TEKSTIL INDONESIA diawali pada tahun 1970-an industri TPT Indonesia mulai berkembang dengan masuknya investasi dari Jepang di sub-sektor industri hulu (spinning dan man-made fiber making). Adapun fase perkembangannya sebagai berikut:

  • Periode 1970 – 1985, industri tekstil Indonesia tumbuh lamban serta terbatas dan hanya mampu memenuhi pasar domestik (substitusi impor) dengan segment pasar menengah-rendah.
  • Tahun 1986, industri TPT Indonesia mulai tumbuh pesat dengan faktor utamannya adalah: (1) iklim usaha kondusif, seperti regulasi pemerintah yang efektif yang difokuskan pada ekspor non-migas, dan (2) industrinya mampu memenuhi standard kualitas tinggi untuk memasuki pasar ekspor di segment pasar atas-fashion.
  • Periode 1986 – 1997 kinerja ekspor industri TPT Indonesia terus meningkat dan membuktikan sebagai industri yang strategis dan sekaligus sebagai andalan penghasil devisa negara sektor non-migas. Pada periode ini pakaian jadi sebagai komoditi primadona.
  • Periode 1998 – 2002 merupakan masa paling sulit. Kinerja ekspor tekstil nasional fluktuatif. Pada periode ini dapat dikatakan periode cheos, rescue, dan survival.
  • Periode 2003 – 2006 merupakan outstanding rehabilitation, normalization, dan expansion (quo vadis?). Upaya revitalisasi stagnant yang disebabkan multi-kendala, yang antara lain dan merupakan yang utama: (1) sulitnya sumber pembiayaan, dan (2) iklim usaha yang tidak kondusif.
  • Periode 2007 pertengahan – onward dimulainya restrukturisasi permesinan industri TPT Indonesia.

Sumber dan Bahan Bacaan.

  1. Chamroel Djafri, “Gagasan Seputar Pengembangan Industri Dan Perdagangan TPT (Tekstil dan Produk Tekstil)”, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan Cidesindo, Jakarta, 2003.
  2. Gunadi, “Pengetahuan Dasar Tentang Kain-kain Tekstil dan Pakaian Jadi”, Yayasan Pembinaan Keluarga UPN Veteran, Jakarta, 1984.
  3. Benny Soetrisno, ”Perspektik & Tantangan Industri Tekstil Nasional Pasca Kuota, Implikasi & Urgensinya Terhadap Perbankan”, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jakarta, 2004.
  4. Direktorat Jenderal Industri Tekstil Departemen Perindustrian Republik Indonesia, “Buku Petunjuk Industri Tekstil”, Jakarta, 1976.
  5. Badudu-Zain, “Kamus Umum Bahasa Indonesia”, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996.

71 responses to “Bagian II: Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia

  1. 🙂 iput ngutip ini dikit Buat skripsi yah …

    Semoga di Izinkan … hehehe…

  2. boleh…..

  3. hehe… makasih 😀

  4. saya mengambil skripsi tentang nonwoven geotekstil sistem needle punch, yang ingin saya tanyakan bagaimana perkembangan pembuatan nonwoven metode needle punch di Indonesia? situs apa yang dapat memberi saya info tentang bahan skripsi? karena referensi textbook tentang itu minim.

    terima kasih,

  5. kalau tidak salah pembuatan nonwoven metode sistem needle di Indonesia belum berkembang, karena ini merupakan hightech yang tentunya padat modal, dan juga (mungkin) baru ada 1 atau 2 perusahaan saja dengan produknya (seperti jaring/jala/net) baru hanya dipergunakan untuk pengamanan di gedung-gedung bertingkat, sedangkan untuk lapisan bawah jalan sebelum diaspal sepertinya belum…..

  6. ingin tau lebih banyak tentang pertekstilan mulai dipakainya kain blacu sampai dengan kain impor dari jepang
    trimakasih

  7. saya belum ada referensinya mas……

  8. hummm…maaf paK…
    saYa mau buat skripsi teNtang koNdisi reaL buRuh Industri teKstil…
    aDa baHan yang bisa di share???
    terimakasih…

  9. mbak, kami sudah sering kok didatangi mahasiswa/i yang akan buat skripsi seputar pertekstilan Indonesia. untuk itu silahkan saja ke Sekretariat BPN API (telp 021-5272171) yang tentunya dengan surat pengantar dari universitasnya disertai dengan bahan2 yang dibutuhkan….

  10. Salam kenal Pak Egismy,
    Menarik juga membaca artikel dari bapak.Mengenai perkembangan industri tekstil di Indonesia ada hal yg mungkin terlewatkan yaitu perkembangan pendidikan tekstil yang dimulai sejak berdirinya Textile Inrichting Bandung pada tahun 1922 yang berkembang jadi ITT dan sekarang menjadi STTTekstil Bandung(http://www.stttekstil.ac.id/).
    Sekedar info untuk bbrp informasi terbaru mengenai teknologi tekstil silahkan kunjungi http://thinktextiles.blogspot.com

  11. saya senang dapat support secara tidak langsung dari informasi yang terakumulasi di Pak Egi..Mudah-mudahan ada banyak egi2 yang lain sehingga informasi seperti ini terdistribusi kembali ke publik…dan dapat memperbaiki kondisi industri kita dan negara kita secara umum ya….

  12. maaf pak saya mau buat skripsi tentang industri tekstil di indonesia khususnya berhubungan dengan kebijakan moneter, saya mau tanya keterkaitan antara kebijakan moneter dan TPT apa? dan proxy perkembangan industri dilihat dari apa??
    terima kasih

    • pak, hubungannya dengan kebijakan moneter yg paling sangat mendasar adalah finance sbg salah satu penentu utk daya saing produk dan yang lainnya adalah energi (listrik, bbm, batubara, gas), man power (skill, produktivitas) dan infrastruktur (port, transportasi darat). sedangkan utk perkembangannya sangat mudah dilihat dari kontribusinya, baik secara ekonomi (penghasil devisa), sosial (penyerap tenaga kerja), politik (sebagai power utk negosiasi dng negara lain) dan lainnya yg tidak langsung seperti perbankan, perpajakan, lingkungan masyarakat setempat…..

  13. pak, menurut bapak prospek industri garmen skrg gmn?
    msh prospek untuk investasi atau pembiayaan kredit bank atau tidak??
    trimakasih ^^v

    • – berdasarkan data ekspor industri TPT nasional th 2004 s/d 2008, rata-rata utk nilai ekspornya sekitar 60% didominasi oleh produk garment. dan ini akan tetap berkembang, karena didukung oleh industri tekstil lokal sebagai penyedia bahan bakunya, bukan bahan baku yg berasal dari import (selain mahal krn biayanya dan juga tdk efisien utk waktu, cost, tenaga, pikiran). sedangkan prospeknya, diproyeksikan konsumsi akan produk garment tetap tumbuh seiring dng pertumbuhan jumlah penduduk (baik di Indonesia maupun dunia) dan juga perubahan yg cepat untuk trend fashion dunia, khususnya pasar AS, UE, Jepang.

      – kalau prospeknya untuk investasi/pembiayaan kredit bank, sebaiknya perbankan nasional lakukan research & development terhadap industri TPT nasional, sehingga dunia perbankan nasional tersebut dapat menilai secara jelas dan pasti. tapi utk gambarannya saja, lima tahun kebelakang, kontribusi industri TPT nasional untuk negara (devisa maksudnya) rata-rata selalu diatas USD 5 miliar dengan penyerapan tenaga kerja langsung sebanyyak 1,2 juta pekerja.

  14. Pak, kalo menurut penelitian Bapak, kinerja industri TPT sampai 2009 ini semakin baik/ buruk?Adakah data yang bisa membuktikan hal tersebut?Tks

    • bu intan…berdasarkan estimasi API utk akhir tahun ini, kinerja industri TPT nasional hanya tumbuh 2,18% atau dng nilai USD 10,63 miliar (2008 sebesar USD 10,40 miliar) yang didasarkan atas:
      1. konsumsi dari pertumbuhan jumlah penduduk dunia (sekitar 3% per tahun) maupun di indonesia (sekitar 3,6% per tahun) serta perubahan yg cepat atas trend fashion dan life style.
      2. pasar TPT terus tumbuh termasuk pasar dalam negeri yang merupakan potensi besar dan dekat.
      3. struktur industri TPT nasional yang terintegrasi (dari hulu s/d hilir) dan ini sudah lebih dari 10 tahun.
      4. ini yg paling penting, yaitu full support dari pemerintah atas iklim usaha dalam negeri, seperti financing, energy, tenaga kerja, infrastruktur pelabuhan & transportasi. karena di era globalisasi utk persaingan bukan hanya industrinya tetapi juga pemerintahnya, utk saat ini pemerintah indonesia kalah bersaing dengan pemerintah negara lain, khusunya kebijakan-kebijakan di financing, energy, tenaga kerja, infrastruktur pelabuhan & transportasi, yang akhirnya berimbas ke industrinya…..

  15. mohon bantuannnya 190 perusahaan TPT itu ada di mas ya….

  16. Pak, ada g data kinerja industri tekstil 5 tahun terakhir?terima kasih sebelumnya

  17. menurut bapak era pasar bebas merupakan suatu ancaman bagi industri tekstil atau justru menjadi peluang pasar?????

    • dua-duanya, peluang sekaligus ancaman dan kata kuncinya adalah peningkatan daya saing (faktor2nya ada di internal dalam negeri, yaitu: perpaduan fiskal & moneter, energi, tenaga kerja, infrastruktur pelabuhan & transportasi) dalam usaha untuk memenuhi tuntutan pasar dimanapun juga sama permintaannya, yaitu: competitive price, high quality, on-time delivery…..

  18. salam kenal Pak. Menurut data yg saya dapat (BPS), neraca perdagangan TPT kita dengan China negatif. apa pendapat Bapak untuk bisa mengimbangi produk China?

    • pak, kalau untuk mengimbangi berarti kita harus melihat apa saja yg telah di support pemerintahnya utk industrinya yg antara lain seperti suku bunga komersiilnya, perpajakan utk ekspornya, produktivitas tenaga kerjanya, infrastruktur pelabuhannya, dan lainnya yang pada intinya adalah faktor2 utk meningkatkan dayasaing…

  19. Salam kenal Pak Egismy

    Pak, kita tahu CAFTA telah berlaku sejak 1 Januari 2010 kemarin. Melihat ketimpangan yang begitu besar antara produktivitas industri tekstil Cina dengan industri tekstil Indonesia, maka timbul keraguan mengenai kemampuan Indonesia dalam bersaing di dalam CAFTA ini. Menurut Bapak, mampukah kita bersaing menghadapi serbuan produk Cina? lalu melihat ketimpangan yang begitu besar antara kondisi industri tekstil kita dengan cina, sebenarnya apa sih yang sudah kita lakukan, khusunya pemerintah Indonesia, dalam menghadapi CAFTA, dimana CAFTA itu sendiri kan bukanlah suatu hal yang dadakan. CAFTA sudah dibentuk beberapa tahun yang lalu. Sejak 2003-2004, kita sudah mengetahui bahwa 2010 akan terjadi free trade, namun kenapa masih banyak argumen2 ketidaksiapan industri kita simpang siur di media? Apakah selama 5-6 tahun itu kita tidak melakukan persiapan apapun, sehingga giliran sudah tiba waktunya barulah semua pihak ribut membenahi industri domestik? Memang kita harus menunggu berapa lama sampai industri kita siap? Saya rasa 5-6tahun itu seharusnya cukup untuk membenahi diri untuk menghadapi tantangan global tsb.

    Menurut Bapak bagaimana?

    • salam kenal,
      1) kalau ditanyakan apakah produk textile & garment Indonesia mampu atau tidak utk bersaing di pasaran, tentunya kita melihat kembali faktor-faktor apa yang dapat membuat produk kita berdayasaing. kan yang jadi masalah adalah industri textile & garment China ini di full support oleh pemerintahnya, baik itu dalam suku bunga kemersiil, produktivitas & skill pekerjanya, sistem perpajakannya, transportasi pelabuhannya utk export, dan lainnya yang pada intinya membuat produk mereka menjadi berdayasaing tinggi.
      2) sebenarnya dukungan penuh dari pemerintahnya tsb, sah-sah saja…pertanyaannya???…kenapa kita (baca: pemerintah Indonesia) tidak melakukan hal serupa???, kenyataannya, saat ini kita malah panik sendiri kan???
      3) ACFTA ini sudah ditandatangani sejak th 2004 & Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) sebenarnya sudah mengantisipasi hal tersebut, yaitu sejak th 2003 dari API sudah memberikan gambaran kepada pemerintah kita apa-apa saja yang telah dilakukan oleh pemerintah China untuk industri textile & garment-nya, seperti mereka telah melakukan peremajaan mesin sejak tahun 2002 (kita di Indonesia baru melakukan hal serupa th 2007, padahal API mengusulkan th 2005), peningkatan produktivitas & skill pekerjanya dilakukan oleh pemerintahnya (kita di Indonesia, sejak th 1997 sudah tidak ada lagi program tsb, tapi hingga saat ini yg dibicarakan selalu kenaikan upah sementara produkvitas & skill nya tdk pernah dibahas), kebutuhan energi (listrik, bahan bakar minyak, batubara, gas) untuk dalam negeri lebih diutamakan, sisanya baru di export (di kita, kecuali listrik yg tarifnya tdk jelas, utk kebutuhan dalam negeri hanya 20% & selebihnya di export, padahal API sejak th 2006 sudah minta bahwa utk kebutuhan dalam negeri itu minimal 60%), suku bunga komersiil, disana antara 5% – 6% (di kita, 14% & API sejak th 2006 sudah membicarakan hal tsb dgn BI sampai lebih dari 60 kali pertemuan & hasilnya…tdk ada perubahan), perlindungan pasar dalam negeri dari produk-produk impor, API sudah membicarakannya sejak th 2005, tp ditanggapinya th 2008 yaitu keluarnya peraturan ttg mengatur masuknya barang-barng impor di 5 pelabuhan di Indonesia…..jadi sebenarnya kita ini sudah mengetahui & sudah pula menginventarisir (dapat dilihat pada Inpres No. 3 Tahun 2006…kalau tdk salah dilanjuti dng Inpres No. 6 Tahun 2007), yg jadi masalah bagaimana mengkoordinasikan para pihak yg bertanggungjawab atas faktor-faktor utk meningkatkan dayasaing tsb…di Republik yg kita cintai ini, koordinasi sangat mahal…..
      4) jadi, untuk ACFTA ini (termasuk juga FTA ASEAN dengan India, Korea, Jepang, Australia & New Zealand) yg harus bersaing & mempunyai dayasaing bukan hanya industri textile & garment nasional tapi juga pemerintah Indonesia…..dan selama tidak ada koordinasi antar departemen ditambah lagi masalah-masalah yg nomor di 3) belum bisa terwujud…sangat sulit kita bicara persaingan yang fair…..

  20. terima kasih atas jawaban pak Egy, ada hal lagi, 1). bagaimana supaya masyarakat kita tetap menggunakan produk dalam negeri? 2).spesisifikasi teknis apa yg menjadi kelebihan produk kita sehingga produk kita lebih aman/tidak membahayakan, nyaman, atau sesuai dengan pola perilaku dan budaya masyarakat kita, dan ini yang mungkin dapat dijadikan ‘technical barrier’ terhadap produk China? 3). banyak produk China yg juga merupakan bahan baku industri garment/produk tekstil, seberapa dampaknya bila kita menghalangi produk China masuk ke Indonesia? Mohon pendapat Bapak.

  21. Deny Fiskal Univ Indonesia

    Kan CAFTA sudah Berlaku mulai 2010 ini untuk produk tekstil, apa sudah mulai ada pengaruhnya ke Industri tekstil dan produk tekstil indonesia?
    Dalam Mengantisipasi dampak CAFTA, Sebaiknya apa tindakan nyata yang dapat dilakukan oleh pemerintah?

    Terima Kasih Pak dan Salam Kenal

    • …pengaruhnya pada produk sejenis dan dirasakan oleh industri yang pasarnya domestik, dan itu kasat mata, lihat saja di pusat2 perbelanjaan utk produk TPT seperti mall, factory outlet, dep.store, dan lainnya…dan pengaruh ini juga dapat dikatakan tidak saja krn CAFTA, sebelumnya juga sudah ada…

      …yg wajib dilakukan pemerintah, pembenahan internal iklim usaha dalam negeri seperti: pembiayaan, energi, tenaga kerja, infrastruktur pelabuhan, perlindungan pasar dalam negeri…

  22. Deny Fiskal Univ Indonesia

    Kalau dr segi Perpajakannya Apa Pak? kebetulan permasalahan ini mau saya angkat menjadi judul skripsi saya..izin pak bwat ambil data dr blog Bapak.tks

  23. salam kenal pak, saya dian
    kira2 menurut Pak Egy, yg menjadi karakteristik dari industri textile apa ya? terutama untuk industri kecil,,,
    terima kasih sebelumnya.

    • UKM TPT umumnya:
      – skala usahanya kecil, struktur permodalannya sangat bergantung pada modal tetap, orientasi pasar hanya domestik dengan aktivitas pokoknya adalah memenuhi kebutuhan dasar golongan ekonomi lemah.
      – status usahanya sebagian besar bersifat pribadi atau kekeluargaan, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan setempat, sangat sederhana dalam mengadopsi teknologi termasuk penerapan manajemen dan administrasi.

  24. Pak, izin mengutip sedikit. Terimakasih sebelumnya.

  25. Assalamu’alaikum…lam kenal Pak, mau tanya…
    1. Apa saja sih yang mempengaruhi naik turunnya penyerapan tenaga kerja untuk industri tekstil (di DKI Jakarta khusunya)?
    2. Belum begitu tau tentang CAFTA, cara membedakan yang mana punya cina yang mana punya Indonesia kaya gimana Pak?
    makasih untuk jawabannya nanti…
    Assalamu’alaikum…

    • wa’alaikumsalam…
      1. iklim usaha yg positif, yaitu yang mendukung industri/perusahaan utk melakukan perluasan usaha maupun investasi baru…
      2. info CAFTA, coba dilihat di websitenya ASEAN Secretariat atau website2nya media cetak nasional…
      3. utk membedakan mana produk Indonesia, mana produk China…harus langsung ke pasar…

  26. salam kenal,

    mohon izin untuk mengutip beberapa bagian dari tulisan Bapak.
    terima kasih.

  27. salam kenal
    semakin mencintai dunia pertekstilan Indonesia,beruntung saya lahir di kota Jepara yang terkenal penghasil tenun, Tenun Troso
    Ini kabar yang sangat menarik,terima kasih

  28. salam kenal pak,
    Mohon bantuannya untuk keperluan penyusunan skripsi sy..
    bagaimanakah perkembangan industri tekstil di tengah kondisi yg semakin tdk menentu saat ini? adakah info data perhitungannya, khususnya di wilayah bandung? sy mencoba untuk membuka link http://www.indonesiatextile.com/ tapi tidak bisa, apakah alamatnya sudah berubah?
    atas perhatiannya sy ucapkan terima kasih banyak

    • salam kenal,
      untuk propinsi jawa barat maupun propinsi lainnya, sepengetahuan saya data statistik yang ada hanya pada perdagangannya tekstil dan produk tekstil (TPT) saja. sebaiknya kalau untuk skripsi data statistik yang dipakai atau dijadikan acuan adalah TPT secara nasional
      demikian dan terimakasih

  29. salam kenal bapak..

    saya mau tanya apakah resesi di as mempengaruhi ekspor tekstil dan produk tekstil indonesia ke as.. apakah ekspornya menurun atau semangin melonjak atau biasa2 ajah.. mohon bantuan datanya pak..sebelumnya terimakasih pakk…

    • salam kenal juga…
      pasti terpengaruh dan yang terpengaruh bukan hanya Indonesia tetapi juga produsen2 textile & clothing (t&c) dari negara lain, karena hingga kini pasar AS merupakan pasar utama. untuk pengaruhnya bagi produk t&c Indonesia pada tahun 2008 nilai ekspor Indonesia ke AS sebesar USD 4,2 miliar dan tahun 2009 turun menjadi sebesar USD 4,0 miliar. pada tahun 2010 nilainya naik jika dibandingkan tahun 2009, data statistik yang ada baru bulan jan-oct 2010 nilainya USD 3,9 miliar atau naik sebesar 14,6% dibanding tahun 2009 (jan-oct) nilainya USD 3,4 miliar…

  30. Salam kenal Pak Egismy,

    Suya numpang mengutip yah untuk bahan skripsi saya.
    Skripsi saya tentang “Pengembangan Industri Sarung Tangan Rajut di JawaTimur/Indonesia”.
    Sekalian apabila bapak punya referensi tentang industri sarung tangan rajut di jawa timur/indonesia, saya sudah cari di BPS tapi masih kurang lengkap.
    Mohon bantuannya untuk dikirim email jika ada yah pak.

    Terima kasih 😀

    • silahkan pak…
      pak, perusahaannya yang menjadi anggota API jawa timur hanya 2 perusahaan, dan itupun bahan bakunya adalah dari recycle textile waste…sedangkan perusahaan yang lainnya di wilayah bandung (1 perusahaan), di jawa tengah (2 perusahaan)…

  31. salam kenal pak,
    saat ini saya sedang menyelesaikan TA mengenai perusahaan garment..
    mohon diijinkan untuk mengutip sedikit tulisan bapak..
    tetapi saya membutuhkan nama lengkap bapak..terimakasih sebelumnya..

  32. Salam kenal Pak
    Maaf , saya mesti panggil pak siapa nih..?
    Kenalkan Pak, saya , Effendi, dosen UNP yang kini lagi studi S3 di Jepang.
    Saya baru mulai OKtober ini, Saya mau coba suatu teknik dalam pengolahan limbah, yaitu Electrokinetic Remediation.
    Setelah diskusi dengan Professor (Sensei), disepakati bahwa penelitian saya atau sampel saya fokus pada dye, yang sebagian besar digunakan di industri tekstil.
    UNtuk kajian awal, ntuk urgensi penelitian saya perlukan data tentang
    1. dalam industri tekstil dan pertekstilan Indonesia, apa saja jenis dye yang
    digunakan ? apa jenis dye paling banyak digunakan, dan berapa
    persentasenya? kira2 apakah bapak punya data statistik tentang ini, ,
    atau dimana kah saya bisa dapatkan datanya?
    2.Saya sempat baca di bbrp artikel, metilen biru digunakan di industri tekstil
    INdonesia. apakah bapak punya data lengkap tentang penggunaan
     metilen biru di InDONESIA?
    3.Selain industri tekstil, jika bapak punya datanya, dan berkenan, kira2 di
    perusahaan atau industri apa dye digunakan di INdonesia, selain industri
    tekstil, misalnya cat atau bahan makanan?

    Demikian pak pertanyaan saya.
    Saya tanyakan ini, karena menurut penulusuran saya, masing2 negara menggunakan dye yang berbeda-beda untuk industri tekstilnya,, diantaranya yang pernah saya baca di Spanyol, mereka menggunakan Lissameen Green and Reactive Black 5.

    Saya mohonbantuan bapak, karena saya mau meniliti sesuatuyang hanya akan bermanfaat buat negara Indonesia,
    Saya tunggu jawaban bapak, bisa email saya ke
    1. fernando_00id@yahoo.com
    2. effendi@ees.hokudai.ac.jp

    Saya tunggu jawaban bapak, sebelum dansesudahnya saya haturkan banyak terima kasih.

    Salam Indonesia, from Japan

    Effendi

    • pak effendi,
      sebaiknya dapat ditanyakan langsung ke ST3 (sekolah tinggi teknologi tekstil) bandung pak, karena pertanyaannya sudah teknis
      demikian pak dan terimakasih

  33. pak boleh ijin menyebarkan ya, sekaligus menulis sumber blog bapak ini. Makasih. semoga blog ini makin bermanfaat.

  34. selamat siang pak, maaf saya mau nanya kalo fase perkembangan TPT indonesia semenjak tahun 2008-2010 perkembangannya seperti apa ya pak ??
    terima kasih

  35. Salam kenal Pak Egi.
    Saya sedang memulai usaha clothing (t-shirt). Rencana kedepan dengan perkembangan Internet, saya mau buka Toko Online, sehingga nantinya produk saya bisa dinikmati pasar luar negeri (orientasi usaha saya).
    Nah, saya ingin menanyakan, apa keunggulan tekstil indonesia (dalam negeri) dibanding dengan tekstil impor, terutama untuk bahan t-shirt dan polo-shirt?. Terima kasih.

    • salam kenal pak anas,
      secara garis besar industri TPT Indonesia terintegrasi dan terstruktur, mulai dari hulu s/d hilir atau mulai dari industri fiber, industri spinning, industri weaving/knitting & dyeing/printing/finishing, industri garment, sampai industri barang tekstil jadi lainnya.
      demikian pak dan terimakasih.

  36. Asalamualaikum
    sejarah pertexstilan mencatat bahwa geliat texstil indonesia mulai dari majalaya kab bandung,dengan munculnya pengusaha pribumi dengan memakai ATBM,kurun waktu 60-70 an ,produksi kala itu berupa sarung ,sehingga di nusantara terkenal sarung majalaya,bahkan saking terkenalnya para pejabat kala jaman itu tidak tren klo tidak memakai sarung made in majalaya, sehingga dengan begitu banyaknya permintaan sarung made in majalaya ,membuat tarap ekonomi majalaya kala itu cukup stabil dengan hasil produknya,sehingga majalaya dikenal dengan kota DOLLAR,ya sejarah tinggal sejarah kami disini sebagai generasi sekian yang dulunya mempunyai andil dalam geliat testil majalaya hanya bisa melihat kemajuan testil yang sangat cepat dan modern,kami disini hanya menjadi tamu di rumahnya sendiri, dengan menjadi buruh dipabrik ” milik nonpri,ini salah siapa? pemerintahkah yang mempunyai kebijakan saat itu,yang seharusnya pengusaha pribumi yang bisa memajukan ekonominya.
    Sementara intelek,para insiyur testil kita hanya punya teori aja,tapi tetep aja senang kerja,gak senang jadi pengusaha.,saya harap dengan tulisan yang sedikit ini menggugah ,mengubah,menelaah.,satu aja biar yang lain milik asing ,testil indonesia milik orang indonesia,untuk kemajuan ,kemakmuran orang indonesia ,…amiin

  37. salam kenal pak,,
    gmn crax mndpt dta statistik ekspor impor industri tekstil indonesia terhadap ASEAN tahun 1992-2003
    ini berkaitan dengan CEPT-AFTA..
    mohon bantuanx pak, soalnya sy butuh dta ini buat penelitian skripsi sya.

    • salam kenal juga pak,
      utk data2 statistik tsb, dapat dicari di BPS atau di perpustakaan atau situs website kementerian perindustrian dan kementerian perdagangan
      demikian pak dan sukses

  38. terima kasih pak infonya,,,
    oy, pak untuk mndptkan materi afta yang lengkp almt webnya ap y pak?
    soalnya untuk mndpatkan bukunya sangat susah pak..
    apakah industri tekstil di Indonesia mengikuti peraturan yang telah ditetapkan AFTA…

  39. maaf nih pak komment lg,..
    1 lg, saya mau tanya, bagai mana mendapatkan daftar penghapusan non-tarif berries tekstil Indonesia pada AFTA yang kalu gak salah ada 3 paket penghapusannya untuk 6 anggota AFTA pendiri yaitu 2008, 2009, 2010.. nah yang saya bingungkan data untuk buktinya bahwa indonesia telah menghapuskan hambatan non-tarif tersebut??
    Tolong bantuanya..
    terimakasih.. SOMOGA SUKSES SELALU..

  40. “Bagian II: Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia | egismy.
    wordpress.com” honestly makes myself think a small amount further.

    I actually appreciated each and every particular element of this
    post. Thanks a lot -Mittie

  41. terima kasih pencerahan mengenai sejarah industri tekstilnya pak Egy.. sebagai tambahan, apakah menurut pak Egy kain gray rayon dengan bergaris benang kuning atau bertanda kode warna kuning sudah ada motifnya sejak dahulu? apakah ada referensi atau sumber2 lain yg bisa saya dapatkan? trims

    mohon di reply ke gary_bhaztara@yahoo.com juga yah pak sebagai tanda saya berkomunikasi dengan pak Egy trims…

    • sebaiknya melihat secara langsung seperti apa garis benang kuning atau bertanda kode warna kuning tersebut…
      sebagai info, proses produksi tekstil dan produk tekstil (TPT) adalah merupakan pengetahuan umum dan hampir relatif tidak berubah, yaitu proses produksinya diawali dengan mentransformasikan serat, apakah serat cotton atau serat buatan, yang dipintal menjadi produk benang.

      Dari produk benang ini yang komposisinya tergantung penggunaannya, apakah dari serat campuran atau bukan, ditenun/dianyam dan dirajut menjadi kain, dan untuk produk kain ini juga harus dipastikan apakah menggunakan benang tunggal atau gintir, berapa densitasnya, dan bagaimana strukturnya. Kemudian, produk kain ini yang secara kelompok besar terdiri dari kain tenun, kain rajut, dan kain nonwoven, dipola-dipotong-dijahit menjadi pakaian jadi yang tergantung pada keinginan pasar/konsumen. Untuk proses produksi TPT tersebut, sistem kerja produksinya secara keseluruhan menggunaan alat-alat atau mesin-mesin yang secara selektif untuk menghasilkan produk tertentu.

      Oleh sebab itu, untuk proses produksi TPT, baik itu untuk produk benang, produk kain, maupun untuk pakaian jadi, merupakan pengetahuan umum. Maksudnya, prosesnya dimulai dari serat, benang, kain, dan pakaian jadi. Sedangkan konsep dasarnya relatif sama, yaitu material (atau jenis bahan bakunya serat, benang, atau kain), densitas (atau spesifik volume yang dinyatakan dalam cm3/g), dan struktur/konstruksi.

  42. selamat siang.
    menurut bapak mana yang harus didahulukan oleh industri TPT, efisiensi ataukah peningkatan produktivitas untuk fase perkembangan dari tahun 2007 hingga beberapa tahun kedepan?
    terima kasih.

Tinggalkan Balasan ke Optom Tekstil Batalkan balasan